Rabu, 22 Januari 2020

Retha

Namanya Retha. Sedikit gambaran yang kuingat tentangnya. Seorang gadis manis, rambutnya panjang, sorot matanya tajam. Bentuk tubuhnya biasa saja. Malahan pendek. Kalau berdiri didekatku ukuran tingginya gak sampai sebahuku.😊

Yah begitulah, soalnya badanku memang lumayan tinggi, sekitar 170 cm. Dengan berat 63 kg.😁
Bawaan lahir, gak bisa dirubah walaupun aku sebenarnya pengen badan yang lebih pendek. 😁
Ganteng?? Gak juga.. pas-pasan, pokoknya cukup untuk menikmati indah dunia. 😁
Oke, kembali ke si gadis bernama Retha.
Cantik?? Gak terlalu sih, biasa saja. Imut-imut gitulah, 😁😁 boleh dibilang kecil-kecil buah anggur. 😁

Tapi ada keistimewaanya yang jarang kutemukan diantara teman2 perempuan yang pernah ku kenal. Apakah itu?
Bahasanya. Yup, gaya berbicaranya, asli lemah lembut dan pelan sekali. Lagipula kalau tersenyum aduuuhh..lesung pipitnya.. 😍😍

Sebenarnya gak ada hubungan apa2 antara aku dan dia, hanya gadis didalam mimpiku semalam.. 😁😁😂😂

Retha, yup, ia hanya seorang gadis didalam mimpiku semalam. 😁
Kemarin malam, ada acara elektun di tempat acara pernikahan. Kebetulan sejak sore, badanku meriang. Rasa-rasanya bakal kena filek. Maka aku pun minum obat INZ* langsung 2 biji. sudah kebiasaan. Kalau cuma sebiji gak berasa efeknya. Aku lalu mutar film di laptop. Kebetulan baru download film terbaru. *Maleficent (2019)*. Seru memang. Sambil nungguin si ngantuk datang eh, malah ketiduran.

Di sanalah Retha tetiba aja hadir. Aku saat itu merasa sedang ada dikeramaian acara elektun. Lalu tetiba juga aku lagi asyik nonton elektun berdiri berdua sama Retha. Tak tahu bermula darimana, kenalan juga gak, aku langsung tahu namanya Retha. Ia juga langsung tahu namaku. Kan cuma mimpi, gak usah bingunglah.. 😁😁

Ada sekitar sejam kami berdiri disana. Akhirnya Retha mengajak aku jalan2 ketempat yang lebih tenang. Cuma jalan kaki sekitar 200 meter jauhnya dari tempat acara. Lalu mampirlah kami di warung. Tempat itu sepi. Hanya ada ibu penunggu warung dan anaknya yang masih kecil. Retha lalu memesan bakso, katanya perutnya lapar sekali. Maklum rumahnya jauh. Ia berasal dari kampung G. Tadi gak sempat makan, buru2 sekali karena cuma ikut temannya. Aku sendiri cuma memesan teh es. Biarpun malam, haus banget habis desak-desakan ditempat hiburan tadi. 😁

Disela-sela Retha makan bakso, kami ngobrol. Cerita hal2 lucu. Yang membuat kami berdua kadang ketawa terbahak-bahak. Pokoknya asyik aja.😁
Perlu kalian tahu aku dan Retha ini tidak pacaran, tidak ada hubungan selain teman seperti yang kuceritakan tadi.

Selesai makan bakso, kami pun meninggalkan warung tersebut. Namun Retha tidak mau kembali ketempat acara. Ia malah mengajak aku jalan2 lebih jauh lagi dari tempat itu. Sepanjang jalan tangan Retha malah bergelayut menggandeng tanganku. Astaga.. jantungku berdebar tak karuan. Debarannya seakan masih ada hingga kini. 😍

Aku berusaha menenangkan diri. Sepanjang jalan juga kami tidak bicara apa2. Aku memperhatikan wajah Retha. Alangkah indahnya kau ciptaan tuhan. Apakah aku mulai jatuh cinta padanya??
Rasanya belum, suka,, mungkin iya. Kalau begitu apa bedanya?? 😂😂

Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan kumpulan pemuda2 yang nongkrong pinggir jalan. Setiap bertemu mereka, ada saja yang berteriak menyebut nama Retha. Rupanya Retha banyak punya kenalan. Ia hanya menanggapi panggilan itu dengan tersenyum. Yang menyedihkan diantara suara2 panggilan itu ada yang memanggil dengan sebutan "LONT*". Aku kaget bercampur sedih. Masa iya Retha adalah Lont*? Begitu pikirku.
Tidak, tidak, Retha adalah gadis baik2, aku sudah lama mengenalnya. Aku berusaha menenangkan diri.

Kami pun sudah sangat jauh meninggalkan tempat acara. Lalu kuajak ia berhenti disebuah tempat sepi, yaitu sebuah gedung sekolah. Kami pun duduk2 ditangga sekolah itu. Kuamati wajah Retha. Sekarang yang kulihat wajah Retha tidak seceria beberapa saat yang lalu. Ia kelihatan murung, seperti orang yang sedang punya segudang masalah. Namun demikian tetap saja kesan ayu tampak diwajah yang sedih itu.😥😥

Hening...aku dan dia tidak ada yang bicara. Kami seperti sedang menyimpan tanya dalam hati. Aku pun menghela napas panjang, lalu mulai berbicara. Kutanya tentang sekolahnya. Aku sudah tahu Retha masih sekolah, tepatnya SMA kelas 2 di desa Kecamatan KJ. Sengaja bertanya demikian untuk mengalihkan pikiran Retha. Dan berhasil. Retha pun langsung meresponnya. Wajahnya sudah mulai ceria lagi. Ia bercerita tentang lomba yang diadakan disekolah. Lomba kebersihan kelas dan mereka sangat senang dapat juara 3 padahal hanya diikuti oleh tiga kelas. Lumayanlah katanya daripada gak dapat apa2. Aku merespon dengan ketawa terbahak2.. soalnya lucu aja, kan pesertanya cuma 3, juara 3 apanya yang istimewa. 😁😁

Retha pun kelihatannya hanya senyum2 menerima ejekanku, sambil memukul2 pundakku.
Ditengah2 candaan itu tetiba hape Retha berdering. Nada deringnya lagu *kau tercipta bukan untukku*. Kebetulan aku sendiri sangat menyukai lagu itu. Rupanya ada sms masuk dari temannya. Sekilas kulihat wajah Retha berubah menjadi murung bersedih. Karena penasaran kurebut hape itu dari tangannya untuk membaca pesan itu.

1 komentar:

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus