Minggu, 09 Desember 2012

SEPINTAS TENTANG DESA TUANA TUHA

Tuana Tuha adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Kenohan, kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesi.Desa Tuana tuha memiliki penduduk yang rata-rata bekerja sebagai nelayan dan Petani.Namun seiring waktu berjalan didesa tuana tuha ini telah dikembangkan pula sektor perkebunan terutama Kelapa sawit dan Karet serta Coklat.Adapun latar belakang pendidikan penduduk masih sangat rendah untuk kategori Kepala Keluarga namun pola pikir mereka tidak kalah dengan masyarakat perkotaan yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi bahkan anak-anak penerus mereka banyak yang disekolahkan di perkotaan karena fasilitas pendidikan didesa ini hanya sampai jenjang SMU sederajat bahkan rata-rata memiliki prestasi yang membanggakan desa. desa tuana tuha memiliki berbagai kebudayaan tradisional, diantaranya adalah Permainan Gasing dan tari tradisional jepen yang beberapa kali ikut dalam ajang festival kebudayaan ERAU di tenggarong.



Asal Usul Desa Tuana Tuha
DESA TUANA TUHA merupakan salah satu  dari 8 desa yang berada di kecamatan kenohan,kabupaten kutai kartanegara,kalimantan timur.ada juga yang menyebutnya ”BELAYAN”,diambil dari nama anak SUNGAI MAHAKAM,yaitu sungai belayan yang mengalir melintasi desa tuana tuha.SUNGAI BELAYAN cukup panjang dari muara KECAMATAN KOTA BANGUN sampai KECAMATAN TABANG,dan melintasi banyak desa-desa lain.
Adalah sebuah desa yaitu TUANA TUHA,mempunyai sejarah panjang dan hingga kini terkenal sebagai desa yang angker,karena adanya penganut ilmu-ilmu hitam,santet,dan racun nahun.selain itu juga desa tuana tuha dikenal sebagai desa penghasil gula merah dan tuak terbesar sepanjang sungai belayan.
Penelusuran penulis yang di dapat dari tokoh adat dan sesepuh yang berada di tuana tuha, bahwa asal-usul sejarah menyebutkan dahulu kala TUANA TUHA adalah nama sebuah kerajaan kecil,yang lebih tepatnya bernama KERAJAAN TUANA.suku yang mendiami tuana tuha saat itu juga disebut SUKU TUANA (URANG TUANA).sang raja mempunyai seorang puteri yang diberi gelar SANG RATU,ia adalah anak satu-satunya sang raja.

Ketika SUKU BAHAU dan DAYAK KENYAH memerangi kerajaan tuana, yang paling di incar adalah sang puteri,menurut keterangan sang puteri sangatlah cantik jelita, hingga setiap laki-laki memandangnya pasti terpesona dengan kemolekan parasnya,

Pada saat kerajaan tuana di serang itulah raja memerintahkan dua orang pengawal andalannya laki-laki dan perempuan untuk menjaga sang putri apapun caranya.
Ketika keadaan sudah mendesak, kedua pengawal tersebut membawa puteri ke suatu tempat kedalam hutan dibelakang kerajaan,kedua pengawal itu berinisiatif untuk menyuruh sang puteri masuk dan sembunyi ke dalam sebuah PIUN(guci besar)yang mereka bawa.

Setelah sang puteri masuk kedalam guci tersebut kedua pengawal itu menyatukan kesaktian untuk membuat mereka bertiga tidak terlihat oleh tentara musuh.
Sejak saat itu tidak pernah diketahui keadaan puteri bersama dua orang pengawalnya.oleh sesepuh kampung hal itu di yakini bahwa sang puteri dan dua orang pengawalnya tersebut masih berada di tempat mereka bersembunyi,namun mereka sekarang berada di alam gaib..setelah berpindah kealam gaib,cerita lain menyebutkan sang puteri inilah yang hingga sekarang dianggap sebagai ratu yang memimpin makhluk sejenis HANTU URANG (kuntilanak) dan PAJET NANGELAN (kuyang/leak/palasik) yang berada didesa TUANA TUHA.Kelak Sang Ratu  inilah oleh kepercayaan warga desa tuana tuha yang disebut sebagai penjaga kampung.
“Dalam tradisi adat warga desa tuana tuha dikenal upacara JAMU KAMPUNG BESAR,yaitu semacam pemberian sesajen kepada makhluk gaib sang penjaga kampung.Penjamuan sudah lazim dilakukan di Tuana Tuha,bertujuan memohon perlindungan kepada sang penjaga kampung agar dilindungi dari bahaya luar atau pu wabah penyakit..
Demikian halnya setiap pergantian Kepala Desa tradisi mengharuskan untuk mengadakan Penjamuan Kampung Besar, yang bertujuan untuk mengenalkan kepala kampung baru kepada Sang Ratu (dari Dunia Lain).Jamu kampung besar itu diwujudkan dalam ritual Besawai, dan Beliyan yang sudah menjadi kegiatan Tahunan hingga kini.Sang Ratu sendiri diyakini oleh warga bisa memberikan pertolongan.Oleh Karena itu,pada zaman
dulu setiap anak asli keturunan Tuana Tuha ketika hendak merantau akan di beri tahu oleh sesepuh kampung tentang nama Sang Putri.menurut cerita nyata dari seorang pemuda asli tuana tuha yang merantau ketika dia merasakan ada hal aneh di kampung orang seperti santet orang ingin menuju kepada dirinya, seketika itu si pemuda tersebut teringat akan pesan sesepuh kampung, bahwa ketika mengalami keadaan tersebut hendaknya segera turun ke tanah dan Segera Menginjakkan Kaki ke Bumi 3 kali seraya menyebut nama Sang Ratu, pemuda tersebut segera melakukan apa yang di pesankan oleh sesepuh kampung dan ia pun selamat.Menurut keterangan jika memang benar yang melakukannya adalah asli keturunan Tuana maka Sang Ratu datang menampakkan diri dan Melindungi orang tersebut”.

Konon cerita setelah kepergian SANG PUTERI.kerajaan tuana pun runtuh dan dikuasai oleh orang-orang bahau.suku bahau ini merupakan suku yang hidup tidak menetap dalam waktu lama.mereka berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lain.memerangi kerajaan-kerajaan kecil,menguasai dan merampok harta.orang-orang tuana yang masih hidup saat itu tercerai berai melarikan diri kedalam hutan.mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil.sebagian lagi membentuk kampung baru yang kini kita kenal dengan DESA GENTING TANAH.
SUKU BAHAU cukup lama menguasai KERAJAAN TUANA.mereka menetap,bercocok tanam,dan berkebun.Namun sisa-sisa peniggalan sejarah dari suku bahau tidak ditemukan selain hasil perkebunan mereka berupa tanaman pohon buah-buahan,seperti lansat dan durian yang masih ada hingga kini.
Pada masa itu tuana merupakan wilayah yang berada dibawah kekuasaan pemerintahan KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA BERIBUKOTA DI KUTAI LAMA/JEMBAYAN DAN TENGGARONG, DARI TAHUN 1605-1900 M.
Raja kutai dibawah kepemimpinan AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI merasa terancam dengan tidak tanduk suku bahau yang merampas wilayah-wilayah kecil dibawah kekuasaannya.selain itu juga suku bahau dianggap telah menimbulkan ketidak tentraman di masyarakat.oleh karena itu ia mengutus pasukan kerajaan yang diberi nama BALA PUTERA DEWA untuk menumpas dan merebut kembali wilayah-wilayah yang telah diambil suku bahau.singkat cerita suku bahau pun dapat ditumpas dan sisa-sisanya melarikan diri jauh kepedalaman sungai belayan.Atas jasa aji batara agung dewa sakti orang-orang tuana pun dapat kembali kedesa mereka dan hidup dengan aman.
Sejak saat itu tuana berada dalam status wilayah KOTA BANGUN.Sedangkan KOTA BANGUN sendiri mengalami perubahan bahwa wilayahnya disebut wilayah KESUTAAN dan ibukotanya berada di MUARA SUNGAI KEDANG MURUNG disebut TELOK GELUMBANG, dan batas kampung pada waktu itu sampai ke TANAH PINDAH adapun SUTA pertamanya bernama SUTA SRI BANGUN adalah kerabat KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA dan seterusnya bahwa SUTA yang terakhir bernama RONGGE dengan gelar SUTA KANAN, wilayahnya meliputi : PELA, KEDANG DALAM, KENOHAN, LEBAK MANTAN, KEDANG IPIL, LEBAK CILONG, LIANG, KEHAM, SEBEMBAN, KUYUNG, ENGGELAM, MA-UWIS.Orang-orang KOTA BANGUN inilah yang menggantikan kependudukan suku bahau.mereka bercampur baur dengan sisa-sisa penduduk asli tuana.terjadilah perkawinan yang melahirkan cikal bakal keturunan orang-orang TUANA TUHA hingga sekarang
TUANA TUHA pertama kali dibentuk sebagai kampung adalah pada tahun 1924 ketika itu sang pendiri kampung dari KOTA BANGUN dan merupakan kerabat dari SUTA KANAN.ia di beri gelar oleh sultan kutai, SUTA SETYA GUNA DIWONGSO.Beliau lah orang yang pertama kali menjabat sebagai KEPALA DESA (PETINGGI) TUANA TUHA.
Saat belau menjabat sebagai kepala kampung inilah,tuana yang dulunya nama kerajaan di ganti menjadi desa TUANA TUHA,.kata “TUANA” diambil dari nama kerjaan TUANA,sedangkan kata “TUHA”,dalam bahasa sehari-hari warga TUANA TUHA berarti
 “tua,berusia lama,telah lama ada,”..pemberian nama tersebut untuk mengabadikan bahwa dulunya diwilayah ini pernah ada KERAJAAN TUANA.Dalam masa kepemimpinan SUTA SETYA GUNA DIWONGSO sebagai petinggi,keadaan kampung TUANA TUHA pada saat itu sangat aman.Masyarakat hidup dalam suasana yang damai dan tenteram.

*Apa yang telah penulis ceritakan dalam sejarah desa Tuana Tuha didapat dari berbagai sumber.Tentang nama Sang Puteri,Penulis mohon maaf tidak bisa menyebutkan namanya,karena pesan dari sesepuh desa,nama itu sangat agung,tidak boleh disebut sembarangan,dan hanya puteri/putera daerah yang boleh mengetahuinya.Penulis menemui banyak kesulitan dalam penyusunan cerita sejarah ini,karena cerita yang berkembang di masyarakat ada banyak versi.Semua yang diceritakan disini tidak bisa dijamin kebenarannya.Oleh karena itu komentar, sumbang saran dan kritik dari teman-teman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan cerita ini*
 

1 komentar:

  1. maaf saya mau bertanya berapa jarak dari tenggarong ke desa tuana tuha? terima kasih

    BalasHapus