Selasa, 17 November 2020

Nyamuk

 

Digigit nyamuk merupakan hal yang biasa. Hewan ini ada hampir di semua tempat, baik dirumah maupun didalam hutan. Nyamuk paling menyukai daerah-daerah gelap dan kurang cahaya. Merek kurang suka tempat terang. Oleh karena itu, nyamuk biasanya merajalela mencari mangsa pada malam hari.

Kita semua sudah sejak lama hidup berdamai bersama nyamuk. Walaupun nyamuk menghisap darah, gak ada orang yang ketakutan. Lagian hewan ini cuma mengambil sedikit bagian darah kita yang kotor.

Gatal, pastinya. Itulah yang membuat orang jengkel pada gigitan nyamuk. Berisik suaranya bisa menyebabkan tidur tak nyenyak. Mereka biasanya menyerang mangsanya termasuk manusia dalam jumlah banyak. Berapun kita bunuh, tetap saja nyamuk seakan gak ada habisnya. Apalagi kalau nyamuk sampai menggigit bayi kecil yang belum mengerti apa-apa. Anak kecil jadinya hanya bisa merengek-rengek menahan gatal.

Begitu banyak jenis nyamuk yang hidup didunia. Dari sekian banyak itu, ada jenis nyamuk yang berbahaya hingga dapat menyebabkan orang sakit. Contohnya nyamuk Anopheles merupakan pembawa penyakit malaria. Nyamuk Aedes Aigty sebagai pembawa penyaki demam berdarah. Malaria dan demam berdarah merupakan penyakit berbahaya yang sudah banyak menyebabkan kematian.

Cara alami agar terhindar dari gigitan nyamuk jika berada dirumah adalah tidur menggunakan kelambu. Sedangkan cara ekstrim yaitu dengan menyalakan api untuk membuat asap. Nyamuk akan menjauh bila terkena asap. Orang zaman dulu setiap menjelang malam sering kali membuat asap didalam rumah demi mengusir nyamuk. Berhasil, akan tetapi akibatnya didalam rumah jadinya penuh oleh kepulan asap yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan bagi penghuninya.

Zaman terus berkembang kian maju dan modern. Demi mengurangi, menghindari dan membasmi nyamuk, manusia yang cerdas pun berinovasi. Maka terciptalah obat (sebenarnya racun) nyamuk. Obat nyamuk dibuat dipabrik obat nyamuk. Pabrik obat nyamuk berdiri dengan mempekerjakan banyak karyawan. Para pekerjanya tentu saja mendapatkan upah untuk menafkahi keluarganya. Bayangkan, berapa banyak orang yang tertolong hidupnya karena “adanya” nyamuk?  Sungguh benar bahwa semua ciptaan tuhan gak ada yang sia-sia.

Ada cerita menarik  tentang nyamuk. Cerita  ini kudapatkan dari ibuku waktu masih kecil dulu.

*****’

Konon pada zamana dahulu, kira-kira beberapa zaman setelah Nabi Adam. Wujud para penghuni bumi masih seperti raksasa. Tumbuhan, hewan dan manusia berukuran besar. Pada zaman itu cara berpikir manusia pun belum mengalami kemajuan. Selain binatang buas, salah satu yang paling mengerikan bagi manusia adalah nyamuk.

                                        

Ketakutan manusia pada nyamuk bukan tanpa alasan. Katanya nyamuk pada zaman dahulu ukurannya sebesar burung dara. Tubuhnya keras dan gak akan mati hanya dengan tepukan tangan. Untuk membunuh nyamuk sebesar itu orang perlu memukulnya dengan sebatang kayu. Gigitannya terasa gatal dan sakit. Kalau sudah kenyang menyedot darah manusia, ukurannya akan sebesar ayam jago.

                                                                                                                  

Kalian bayangkan bagaimana kalau sampai digigit oleh nyamuk sebesar itu. Mungkin rasanya anj*ng banget! Seperti anda menjadi iron man!

 

Akan tetapi kalau dipikir-pikir, situasi dan kondisi saat itu seharusnya biasa-biasa saja. Sebab manusia sendiri ukurannya pun raksasa. Kurang lebih sama dengan perbandingan ukuran tubuh manusia dan nyamuk saat ini.  Walapun digigit beberapa ekor, gak akan menyebakan kematian. Jadi, seimbang lah!

 

Tuhan yang maha kuasa dan maha adil memiliki rencananya sendiri. Walaupun nyamuk pada zaman itu diciptakan lebih ganas dan besar namun jumlahnya lebih sedikit darpada saat ini. Nyamuk-nyamuk besar tersebut hanya keluar mencari mangsa pada malam hari. Kalau siang hari, mata nyamuk silau oleh cahaya matahari sehingga mereka hanya bersembunyi didalam gua dan hutan-hutan yang rimbun.

 

*****’

 

Adalah sebuah desa yang konon dihuni oleh banyak penduduknya. Hampir  setiap malam warga desa dihebohkan oleh serangan binatang terbang  yang selalu datang untuk menghisap darah manusia. Orang-orang  belum memberi nama binatang itu. Mereka hanya menyebutnya binatang terbang.Dari hari-kehari jumlah binatang terbang  yang awalnya hanya beberapa ekor sudah menjadi tak terhitung. Dari kesaksian beberapa warga yang melihat langsung, hewan tersebut katanya berasal dari hutan.

 

Orang –orang mulai khawatir karena selain mengganggu juga sudah memakan korban. Warga yang berada diluar rumah pada malam hari menjadi mangsanya. Bagi orang dewasa, gigitan hewan ini gak berdampak apa-apa selain hanya terasa gatal. Akan tetapi, beberapa anak kecil yang bermain diluar rumah menjelang malam dikabarkan mati kehabisan darah akibat dihisap darahnya oleh sekumpulan hewan tersebut. Kejadian ini pun membuat semua warga semakin cemas. Mereka khawatir akan keselamatan anaknya masing-masing.

 

Anehnya apabila ada anak kecil yang mati akibat dihisap oleh binatang terbang tersebut, mereka gak akan muncul lagi selama seminggu. Setelah lewat seminggu binatang-binatang terbang ini rupanya kelaparan dan kembali mencari makanan ke desa.

 

Keresahan warga akhirnya memaksa kepala desa segera mengadakan rapat untuk mencari jalan keluarnya demi keselamatan warga. Pada suatu siang diadakanlah rapat besar yang dihadiri oleh semua tokoh-tokoh adat. Hasil keputusan bersama siang itu semua tokoh sepakat untuk mencari keberadaan sarang binatang terbang tersebut agar dapat dimusnahkan.

 

Keesokan paginya berangkatlah 10 orang dewasa yang memiliki keahlian berburu didalam hutan untuk melakukan pencarian. Setelah berjalan kesana kemari didalam hutan sarang binatang terbang belum juga ditemukan. Pencarian terus dilakukan hingga mereka benar-benar masuk jauh kedalam hutan yang rimbun. Menjelang sore harinya mereka menemukan sebuah gua yang mencurigakan. Pada mulut gua tersebut banyak terdapat bekas percikan-percikan darah.

 

Dengan perasaan takut, mulailah kesepuluh orang ini masuk secara bersama-sama kedalam gua. Hasilnya, baru beberapa langkah mereka sudah diserbu oleh sekitar ratusan ekor binatang terbang dari dalam gua. Para pemburu yang kaget mendapat serangan mendadak langsung kocar-kacir keluar gua dan memilih untuk pulang. Walapun gagal untuk memusnahkan, setidaknya sejak hari itu orang-orang menjadi tahu letak sarang binatang tersebut.

 

Mungkin akibat sarang terganggu itulah serangan binatang terbang didesa pada malam harinya makin mengganas. Jumlahnya juga lebih semakin banyak. Jika sebelumnya binatang terbang hanya menyerang orang ketika berada diluar rumah, kali ini warga yang sedang berada didalam rumah juga menjadi mangsanya. Hewan terbang dapat masuk melalui celah-celah dinding rumah.

 

Sejak kejadian malam itu para pemburu yang sebelumnya berencana memusnahkan sarang binatang terbang gak berani lagi kembali kehutan.

 

Rapat besar kembali diadakan keesokan harinya. Musyawarah bersama warga dilakukan untuk mencari jalan terbaik. Setelah melalui perdebatan panjang, sebuah keputusan (yang menurutku aneh dan bodoh) diambil.

 

Kesepakatan apa yang diambil?

 

Semua sepakat untuk berdamai dengan binatang terbang dengan cara memberi makan darah manusia setiap seminggu sekali supaya tak mengganggu kedesa. Darah itu berasal dari anak kecil yang sengaja di biarkan didalam hutan dekat gua binatang terbang. Anak tersebut diikat kakinya pada sebuah pohon supaya gak lari lalu ditinggalkan seorang diri.

Sejak hari itu semua anak-anak didesa mulai di data untuk mendapat giliran menjadi makanan bagi hewan terbang. Anak-anak yang dipilih berusia diatas lima tahun saja. Bagi warga yang anaknya mendapat giliran untuk dikorbankan tentu saja sangat menyedihkan. Akan tetapi mereka tak bisa menolak demi keselamatan bersama.

Cara tersebut lumayan berhasil. Sejak anak pertama di biarkan didalam hutan, hewan terbang memang gak pernah lagi menyerang ke desa. Mungkin hewan tersebut sudah cukup kenyang memperoleh makanan. Dalam dua atau tiga hari kemudian anak yang dibiarkan akan mati kehabisan darah. Keluarganya diperbolehkan untuk mengambil jasad anak tersebut supaya dapat dikuburkan secara layak.

Selama bertahun-tahun kebiasaan ini berlangsung. Sudah ratusan anak kecil ditumbalkan. Selama itu pula warga yang tinggal didesa aman dari gangguan binatang terbang. Sayangnya rasa aman itu kiranya memang harus dibayar mahal dengan mengorbankan nyawa manusia. Kebiasaan ini mengakibatkan kesedihan mendalam bagi keluarga yang anaknya sudah mendapat giliran. Kabarnya, beberapa orang tua sampai mengalami gila akibat anak kecil yang mereka sayangi mati setelah dijadikan tumbal untuk binatang terbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar