Selain nyamuk, hewan pengisap darah didalam hutan adalah Kalimatak. Orang-orang yang pernah memasuki hutan pada daerah pegunungan pasti mengenal hewan ini. Nama kerennya adalah “lintah” atau pacet. Gak semua daerah pegunungan juga ada kalimatak-nya. Hewan kalimatak hanya dapat hidup pada daerah pegunungan dengan suhu dingin. Terutama pada daerah-daerah berair dan lembab. Untuk daerah dataran rendah dan berhawa lebih panas, kita gak akan pernah menemukan lintah.
Pengalaman pribadi dulu waktu pernah kerja kayu dalam hutan, mau gak mau harus hidup berdampingan dengan hewan ini seperti kita hidup berdamai sama nyamuk. Hanya saja kalimatak gak menyerang layaknya nyamuk. Dalam sekali perjalanan masuk kehutan, bisa dua sampai tiga ekor yang menempel dan menghisap darah. Kalau lagi apes saja bisa sampai puluhan ekor yang melekat pada tubuh kita tanpa disadari.
Kalimatak yang berada didalam hutan berbeda sekali bentuk, ukuran dan warnanya dengan lintah yang sering digunakan sebagai alat terapi kesehatan. Mungkin perbedaan ini disebabkan oleh lokasi hewan tersebut berada. Walaupun sejenis dan sama-sama menghisap darah, setiap hewan akan beradapatasi dengan habitat dimana ia berada.
Khusus didaerah hutan pedalaman kalimantan, bentuk kalimatak agak pipih mirip cacing. Akan tetapi kalimatak gak hidup dalam tanah. Tubuhnya licin dan berlendir. Berwarna hitam atau coklat dengan panjangnya sekitar 2 – 5 cm. Ukuran normal sebelum menghisap darah hanya sebesar batang korek api. Ketika sudah kenyang menghisap darah, ukurannya menjadi lebih besar lagi. Bisa sampai sebesar sebatang rokok.
Berdasarkan tempat hidupnya kalimatak dibagi dalam dua jenis. Ada yang hidup tanah (tempat kering) dan ada yang hidup didalam air.
Kalimatak yang umum ditemukan dihutan adalah jenis kalimatak yang hidupnya diatas tanah. Hewan-hewan kecil ini seringkali berada dibalik batang kayu atau dedaunan pohon-pohon kecil. Ada juga kalimatak bersembunyi di antara dedaunan yang mati berserakan. Walaupun dalam posisi bersembunyi, hewan ini sebenarnya berada pada keadaan siap mencari mangsa. Sehabis hujan biasanya kita akan melihat kalimatak banyak keluar dan berada didedaunan rumput atau pohon kecil. Ketika ada hewan atau manusia lewat, kalimatak akan menempel lalu bergerak mencari titik-titik tertentu pada tubuh mangsa untuk dihisap darahnya.
Kalimatak yang sedang menempel pada dedaunan pohon bila sedang kelaparan lebih ganas daripada yang ada ditanah. Ketika kita lewat, hewan tersebut bisa menjentikkan diri untuk menempel pada pakaian. Setelah itu ia akan bergerak merayap seperti ulat tanpa diketahui. Masuk pada celah pakaian atau sepatu bot hingga mencapai kulit. Mencari tempat-tempat yang paling tersembunyi dari tubuh. Khususnya pada tempat yang agak hangat dan banyak terdapat pembuluh darah. Disanalah kalimatak akan menancapkan giginya lalu mulai menghisap darah.
Kalimatak seringkali menancapkan giginya untuk menghisap darah pada celah dan lekukan-lekukan tubuh seperti lipatan paha, ketiak, jari-jari kaki, jari-jari tangan, leher, lipatan siku, dan pinggang. Kalau pada laki-laki, kadang ada kalimatak yang menempel pada celah sempit pada kanan dan kiri biji pel*r.
Bagaimana rasanya digigit kalimatak?
Bagi sebagian orang ada yang merasakan gatal seperti digigit nyamuk. Ada juga yang merasakan sedikit sakit. Kalau pengalaman pribadi sih lebih sering gak terasa apa-apa. Gigitan pertama pun gak terasa apa-apa. Karena sangat kecil, aku sering kali baru tahu dihisap kalimatak setelah hewan itu kenyang minum darah dan terlepas dengan sendirinya. Bekas gigitan kalimatak akan mengeluarkan sedikit darah segar. Pada saat itulah kadang terasa gatal.
Jika kalimatak sedang mengisap darah kita tidak akan mampu melepasnya begitu saja pakai tangan. Tubuhnya terlalu licin untuk ditarik. Hewan ini memiliki tiga gigi yang dapat menempel kuat pada kulit. Kalau dipaksa dengan cara di “kikis” pakai parang atau pisau, kalimatak akan terlepas namun bagian luka begas gigitan akan robek dan lebih banyak mengeluarkan darah. Cara terbaik yang aku tahu untuk melepaskan gigitan kalimatak yaitu membasahi bagian gigitannya dengan air tembakau atau air sabun. Bila terkena air tersebut mulut kalimatak akan melepaskan gigitan dengan sendirinya walaupun belum kenyang. Untuk membunuhnya, tinggal dibakar, pukul, atau potong saja beberapa kali.
Apakah kalimatak yang ada ditanah berbahaya?
Jawabnya tidak sama sekali. Hampir sama dengan gigitan nyamuk. Gigitan Kalimatak gak akan menyebabkan penyakit malaria atau pun demam berdarah. Hanya saja bekas gigitannya kalau terinfeksi bisa menyebabkan koreng pada kulit. Tidak lama, koreng bisa cepat sembuh asal dibersihkan atau diobati dengan baik.
Bagaimana kalau kalimatak sampai menggigit dan menghisap darah pada perempuan?
Yah, sama saja. Tergantung orangnya. Kalau takut pada ulat, aku yakin mereka akan menjerit-jerit karena geli atau jijik. Selanjutnya mungkin akan menangis.
Untuk jenis kalimatak yang hidup didalam air, orang menyebutnya “dolo”. Dolo hidup pada perairan didaerah pegunungan yang gak mengalir seperti “labong” (danau),parit, dan rawa yang airnya jernih. Menempel dibebatuan didalam air. Dolo bisa berenang seperti ikan.
Dolo hampir sama dengan kalimatak yang hidup dari menghisap darah. Bentuknya juga mirip. Binatang ini hidup dari menghisap darah ikan. Akan tetapi sewaktu-waktu, dolo kadang naik kepermukaan lalu merayap ditempat-tempat yang lembab mencari mangsa lain. Perbedaan terletak pada ukuran tubuh yang sedikit lebih besar. Warnanya pun berbeda. Dolo berwarna agak coklat atau hitam dengan sedikit bayang-bayang warna hijau.
Dulu waktu bekerja didalam hutan, teman-teman sering mengingatkan mengenai dolo. Aku sendiri belum pernah merasakan gigitannya. Katanya lebih sakit daripada dihisap darah oleh kalimatak biasa. Bila mandi pada genangan air gak disarankan sambil berendam lama. Dolo bisa mencium bau darah manusia, lalu menempel pada tubuh kita. Ia akan menghisap darah sampai kenyang. Dolo yang sudah kenyang mencapai ukuran sebesar jari telunjuk.
Katanya dolo bisa masuk kedalam tubuh melaui lubang-lubang pada tubuh manusia. Seperti lubang hidung, mulut, telinga, pantat, dan lubang saluran kencing. Setelah berada didalam tubuh, hewan ini akan bertelur dan berkembang biak dengan cepat. Selanjutnya dolo-dolo ini akan makan darah dengan menghisap organ tubuh hingga mangsanya mati.
Mitos yang berkembang dimasyarakat bahwa dolo lebih berbahaya daripada kalimatak biasa. Konon dolo bisa masuk kedalam tubuh ketika seseorang sedang kencing mengarah keair. Dolo bisa berenang menyusuri air kencing yang sedang jatuh kebawah. Kemudian hewan tersebut akan masuk melalui kemaluan tanpa diketahui.
Dari cerita seorang teman, ada jenis dolo tertentu yang sangat langka. Dolo ini tak bisa mati walaupun dibakar dengan api. Tubuhnya bisa hangus, akan tetapi ketika tubuh yang sudah menjadi abu atau arang tersebut terkena air, ia akan hidup kembali sebanyak butiran arang tadi.
Orang zaman dulu sering menggunakan abu atau arang dari dolo untuk membunuh orang lain yang dianggap musuh. Caranya, abu atau arang dari dolo dicampurkan pada makanan lalu diberikan pada mereka yang mau dibunuh. Ketika sudah berada didalam tubuh dan bercampur air, dolo hidup dan berkembang biak. Dalam beberapa hari orang yang dimaksud akan menemui ajalnya.
Bagaimana? Mengerikan, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar