Assalamu’alaikum wr.wb.
Pada NOTE kali ini kami akan menceritakan kisah yang di dalamnya
terkandung nasehat dan pelajaran, yaitu kisah yang menceritakan
“detik-detik terakhir”
wafatnya Rasulullah saw. Sebuah kisah yang mengagumkan dan menggetarkan
dada orang yang beriman, yuk mari kita simak bersama kisah yang satu
ini.
Sebelum Rasulullah Saw wafat, beliau melakukan haji yang terakhir
kalinya yang disebut haji wada’ (perpisahan), dan turunlah ayat saat
beliau melakukan ibadah tersebut, Allah SWT berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ
فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ
رَّحِيمٌ
- “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu
jadi agama bagimu” (QS: Al Maidah: 3)
Dan menangislah Abu Bakar as-Shiddiq, lalu bertanyalah
Rasulullah apa yang membuatnya menangis dalam ayat itu dan Abu Bakar
menjawab :
“Ini adalah berita kematian Rasulullah saw.”
Kembali dari haji wada’ dan kurang dari 7 hari wafat beliau, turunlah ayat Al Qur’an yang terakhir, yaitu
QS. Al Baqarah [2] : 281.
وَاتَّقُواْ يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ
(waittaquu yawman turja'uuna fiihi ilaa allaahi tsumma tuwaffaa kullu nafsin maa kasabat wahum laa yuzhlamuuna)
- "Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi
pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa
yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya
(dirugikan).
Mulai tampaklah sakit beliau, dan Rasulullah saw. pun mengunjungi syuhada Uhud pada awal bulan Shafar 11H dan berkata:
- “Assalamu’alaikum wahai syuhada Uhud, kalian adalah
orang-orang yang mendahului, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian,
dan sesungguhnya aku, Insya Allah akan menyusul.”
Saat pulang, Rasulullah saw. menangis, dan sahabat bertanya apa yang membuat beliau menangis dan Rasulullah bersabda:
- “Aku merindukan saudara-saudaraku seiman.”
Mereka berkata:
“Bukankah kami adalah saudaramu seiman wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda:
- Bukan.., kalian adalah sahabatku...!
- adapun saudaraku seiman adalah suatu kaum yang akan
datang setelahku, mereka beriman kepadaku sedang mereka belum pernah
melihatku.. dan mereka itulah kekasihku..”
Semoga kita semua termasuk mereka yang dirindukan Rasulullah, amiin.
Pada tanggal 29 Shafar beliau menghadiri jenazah di Baqi’. Pulangnya,
beliau merasakan pusing di kepala dan suhu badannya meninggi. Sejak
itulah beliau mulai sakit dan semakin parah. Selama sakitnya beliau
tetap memimpin shalat selama 11 hari dari 13 hari masa sakit beliau. 4
hari sebelum wafat, pada waktu shalat Isya, beliau meminta Abu Bakar
menggantikannya dalam memimpin shalat.
Tiga hari sebelum wafat, sakit beliau semakin mengeras. Beliau saat
itu berada di rumah Sayyidinah Maimunah dan berkumpullah istri-istri
beliau, dan beliau meminta izin kepada mereka untuk tinggal di rumah
‘Aisyah, dan istri beliau mengizinkannya. Kemudian Rasulullah
berkeinginan untuk berdiri, tetapi beliau tidak mampu. Datanglah Ali bin
Abi Thalib dan Al Fadl bin Al ‘Abbas untuk membawa Rasulullah, lalu
memindahkan beliau menuju kamar Aisyah.
Mulailah manusia berkumpul di dalam masjid. Para sahabat pun memenuhi
masjid. Di rumah Aisyah, Rasulullah mencucurkan keringat yang sangat
deras, Aisyah berkata: "
Sungguh belum pernah aku melihat ada seorang manusia yang berkeringat deras seperti ini.”
Maka dia mengambil tangan Rasulullah dan dengannya dia mengusap keringat beliau.
Aisyah berkata: "Aku mendengar beliau berkata:
- “Laa Ilaha Illalllah, sesungguhnya kematian itu memiliki sekarat.”
Suara-suara di masjid pun meninggi. Para sahabat mengkhawatirkan
kondisi Rasulullah, beliau pun dating kepada mereka. Saat beliau
berkehendak untuk bangun, akan tetapi tidak mampu. Maka para sahabat
menyiramkan 7 qirbah (timba) air kepada beliau hingga beliau bangkit dan
naik ke atas mimbar.
Jadilah khutbah tersebut menjadi khutbah terakhir beliau, menjadi kalimat terakhir beliau, dan do’a terakhir beliau.
Rasulullah bersabda:
- “Wahai manusia, kalian mengkhawatirkan aku?”
Mereka menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.”
Bersabdalah Rasulullah:
- “Sesungguhnya tempat perjanjian kalian dengan aku
bukanlah di dunia, tempat perjanjian kalian denganku adalah di haudh
(telaga). Demi Allah, sungguh seakan-akan aku sekarang sedang melihat
kepadanya di depanku ini. Wahai manusia, demi Allah, tidaklah kefakiran
yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan
adalah dibukanya dunia atas kalian, sehingga kalian akan berlomba-lomba
mendapatkannya, sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah
berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Maka dunia itu akan membinasakan
kalian sebagaimana dia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.”
Kemudian beliau bersabda :
- “ Allah Allah, shalat, Allah Allah, shalat.” (maksudnya; Aku bersumpah demi Allah terhadap kalian agar kalian menjaga shalat).
lantas beliau bersabda:
- “Wahai manusia, bertakwalah kalian terhadap kaum wanita, aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik terhadap kaum wanita.”
Setelah itu beliau kembali bersabda:
- “Wahai manusia, sesungguhnya ada seorang hamba, yang
Allah telah memberikan pilihan kepadanya antara dunia dan antara apa
yang ada disisi-Nya, maka dia memilih apa yang ada disisi-Nya.”
Tidak ada seorangpun yang memahami yang dimaksud ‘seorang hamba’ adalah Rasulullah sendiri kecuali sahabat Abu Bakar.
Kemudian mulailah beliau berdo’a untuk mereka:
- “Mudah-mudahan Allah menetapkan kalian, mudah-mudahan
Allah menjaga kalian, mudah-mudahan Allah meneguhkan kalian,
mudah-mudahan Allah menguatkan kalian, mudah-mudahan Allah menjaga
kalian.”
Kalimat terakhir sebelum turun dari mimbar adalah:
- “Wahai manusia, sampaikanlah salamku kepada orang yang mengikutiku diantara umatku hingga akhir zaman.”
Dan beliau kembali dibawa ke rumah beliau.
Masuklah Abdurrahman ibn Abu Bakar membawa siwak, beliau terus
melihat kea rah siwak tersebut, tetapi tidak mampu berkata menginginkan
siwak. Lalu, Aisyah mengambil siwak tersebut, kemudian aku letakkan di
mulutnya agar lunak, dan memberikan siwak tersebut kepada beliau. Maka
sesuatu yang paling akhir masuk kedalam perut Rasulullah adalah air
ludah Aisyah, Aisyah berkata:
- “ Termasuk keutamaan Rabbku atasku adalah Dia telah mengumpulkan antara air ludahku dengan ludah Nabi saw. sebelum beliau wafat.”
Fathimah, putri beliau pun masuk pada waktu dhuha tanggal 12
Rabi’ul awal 11 H. Lalu dia menangis saat masuk ke ruangan Rasulullah,
karena biasanya setiap kali dia masuk menemui beliau, beliau berdiri dan
menciumnya di antara kedua matanya.
Nabi saw. membisikan sesuatu di telinganya, maka diapun menangis.
Lalu, beliau membisikan kembali sesuatu kepada Fathimah, maka diapun
tertawa.
Setelah wafat Nabi saw., mereka bertanya kepada Fathimah apa yang beliau bisikan kepadanya, dan Fathimah berkata:
- “Pertama kalinya beliau berkata kepadaku: “Wahai Fathimah, aku akan meninggal malam ini.” Maka akupun menangis.
- Maka saat beliau mendapati tangisanku beliau kembali berkata: “Engkau adalah keluargaku yang pertama kali akan bertemu denganku.” Maka akupun tertawa.”
Rasulullah memanggil Hasan dan Husain, beliau mencium keduanya
dan berwasiat kebaikan kepada keduanya. Beliau juga menasihati dan
mengingatkan istri-istri beliau.
- Beliau berwasiat kepada seluruh manusia yang hadir agar menjaga shalat, dan beliau terus mengulang-ulang wasiat tersebut.
Lalu rasa sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda keluarkan siapa saja dari rumah beliau, dan beliau bersabda :
- “Mendekatlah kepadaku wahai Aisyah!”
Beliau pun tidur di dada istri beliau Aisyah, dan Aisyah berkata :
“Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda:
- “Bahkan Ar Rafiqul A’la bahkan Ar Rafiqul A’la.”
Maka diketahuilah bahwa disela ucapan beliau, beliau disuruh memilih di antara kehidupan dunia atau Ar Rafiqul A’la.
Masuklah malaikat Jibril, seraya berkata:
- “Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.”
Maka Rasulullah mengizinkan malaikat maut untuk masuk. Masuklah Malaikat maut seraya berkata :
- ” Assalamu’alaika wahai Rasulullah. Allah telah
mengutusku memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia
atau bertemu dengan Allah di akhirat.”
Nabi saw. bersabda :
- “Bahkan aku memilih AR-RAFIQUL A'LA (Teman yang
tertinggi), bersama-sama dengan orang yang dianugerahi ni’mat Allah SWT,
yaitu : para Nabi, shiddiqiin, orang yang mati syahid dan orang shaleh.
Dan mereka itulah rafiq (teman) yang sebaik-baiknya.”
Aisyah mendengarkan dengan seksama, Nabi saw. berdo’a :
- ”Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada AR-RAFIQUL A'LA, Ya Allah (aku minta) AR-RAFIQUL A'LA”
Berdirilah malaikat maut di sisi kepala Nabi yang mulia dan berkata :
- “Wahai roh yang bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yang ridha dan tidak murka!”
Sayyidah Aisyah berkata, kemudian jatuhlah tangan Nabi saw. dan
kepala beliau menjadi berat di atas dadanya, dan sungguh ia tahu bahwa
rasulullah telah wafat. Dia berkata :
- ”Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, tidak ada yang
kuperbuat selain keluar dari kamar menuju masjid, yang di sana ada para
sahabat, dan kukatakan: “ Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah
wafat.”
Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid itu.
~
Ali bin Abi Thalib terduduk karena beratnya kabar tersebut.
~
Utsman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.
Adapun
Umar bin Al Khaththab berkata :
- “Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah
telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya
pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui
Rabbnya.”
Adapun
Abu Bakar, dia adalah orang yang paling tegar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau, dan berkata:
“Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Nabi saw. dan berkata :
- “Anda mulia dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu Bakar menemui manusia dan berkata:
- “Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad
sekarang telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya
Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”
~ Dan
Abu Bakar keluar dan menangis, mencari tempat untuk menyendiri dan menangis sendirian.
- "INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI RAJI’UN", telah berpulang ke
rahmat Allah SWT, insan yang paling mulia, sosok Nabi Besar junjungan
umat sejagat yang paling kita cintai..., di hari Senin 12 Rabi’ul Awal
11H, tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi kita
tercinta Muhammad saw. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari kisah
ini, juga dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya. Ya Allah, berikanlah
rizqiMu kepada kami dan juga syafaat dari kekasih kami Nabi Muhammad
saw., Amiin.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Rasulullah
saw. dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya
adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah ra., isteri Nabi saw. Kemudian
berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang
sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Karena
perluasan-perluasan Masjid Nabawi, ketiga makam itu kini berada di dalam
masjid, yakni di sudut tenggara (kiri depan) masjid.
Masjid
Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota
Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw. dan menjadi
tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu
masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan
Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar
ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah
Salah
satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (= taman
surga).
Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh
Allah swt.
Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah
saw.
Diterima dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw. bersabda (yang artinya):
"Tempat yang terletak di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu
taman di antara taman-taman surga, sedang mimbarku itu terletak di atas
kolamku." (Riwayat Bukhari)